A. Tantangan Pembelajaran Jarak jauh yang dihadapi Guru
Sejak diterbitkan Surat Edaran Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh, baik daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan). Dalam pelaksanaannya banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh guru di Indonesia, diantaranya:
- Sulitnya membuat RPP Pembelajaran jarak jauh, karena belum semua guru paham tentang PJJ dan menguasai teknologi.
- Pembelajaran jarak jauh tidak dapat dilakukan secara efektif, karena tidak semua siswa mempunyai gawai/HP, sehingga mereka ketinggalan materi dan tugas.
- Tidak mudah bekerjasama dengan orang tua siswa, karena orang tua harus sibuk bekerja, sehingga tidak dapat selalu mendampingi anaknya belajar
- Susahnya menuntaskan materi pembelajaran
- Bingung dalam memberikan asesmen/penilaian.
Tantangan di atas tentu bukan menjadi alasan untuk tidak melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Guru hendaknya mampu mencari jalan keluar agar tetap memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswanya.
B. Tujuan, Pendekatan, dan Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh
1. Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh
Terdapat 4 tujuan dari pembelajaran jarak jauh, yaitu:
- Pemenuhan hak anak untuk belajar selama darurat Covid-19
- Mencegah penularan covid-19 di satuan pendidikan
- Pemenuhan dukungan psikologi bagi pendidik, siswa, dan orang tua/wali murid
- Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19
2. Pendekatan Pembelajran Jarak Jauh
Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam PJJ, yaitu Pembelajaran jarak Jauh Luar Jaringan (offline) menggunakan televisi, radio, modul pembelajaran, bahan ajar cetak, dan lainnya dan Pembelajaran jarak Jauh dalam Jaringan (online) menggunakan gawai dan aplikasi pembelajaran.
3. Prinsip Pembelajran Jarak Jauh
Ada 6 prinsip Pembelajaran jarak jauh, yaitu:
- Kesehatan dan keselamtan yang utama
- Pengalaman belajar yang bermakna
- Fokus pada pendidikan kecakapan hidup
- Pembelajaran inklusif sesuai usia dan jenjang
- Tugas yang diberikan bervariasi
- Komunikasi interaktif dan saling memberi umpan balik
C. Pembelajaran Jarak Jauh dengan 5M
Tujuan pendidikan berpusat pada siswa. Siswa harus mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka mampu menalar, menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna dan kelak siap untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan.
PJJ tidak sepenuhnya mampu dikendali oleh guru. Untuk itu, guru perlu merancang PJJ yang bermakna yang relevan secara konteks dan konten dengan kehidupan siswa. Salah satu caranya adalah dengan 5M, yaitu salah satu cara untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan melibatkan siswa, orangtua maupun komunitas. Cara 5M terdiri dari:
- Memanusiakan hubungan: Bagaimana siswa merasa dipahami dari awal dan sepanjang pembelajaran.
- Memahami konsep: Bagaimana siswa mengidentifikasi dan mempelajari konsep kunci
- Membangun keberlanjutan: Bagimana dan pada saat apa umpan balik diberikan kepada siswa ketika mengerjakan produk/hasil belajar
- Memilih tantangan: bagaimana siswa mendapat pilihan tantangan belajar sesuai minat dan kemampuannya.
- Memberdayakan konteks: Bagaimana produk dan hasil belajar siswa relevan dengan kehidupan sehari-hari.
D. Strategi pelibatan Orangtua dalam PJJ dengan 5M
Memanusiakan hubungan
Pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif antara guru, siswa, dan orangtua. Memanusiakan hubungan dengan orang tua dapat dilakukan dengan cara mengetahui profil, kondisi orang tua termasuk waktu terbaik yang dapat dilakukannya untuk menemani anak belajar, sehingga tercipta suasanan yang kondusif untuk belajar. Guru dan orang tua dapat berdiskusi tentang cara belajar siswa, kebiasaan siswa di rumah, latar belakang keluarga, perkembangan dan proses belajar siswa, dan pekerjaan orang tua.
Memahami Konsep
Orang tua dapat memandu anak belajar untuk tidak sekedar menguasai konten, tetapi mampu menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di beragam konteks. Guru dan orangtua dapat berdiskusi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukan di rumah dan tujuan pembelajaran.
Membangun Keberlanjutan
Orang tua dapat memandu anak mengalami tahapan pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik. Orang tua dan anak dapat berdiskusi tentang apa yang sudah dipelajari, tantangan/kesulitan yang dihadapi, dan strategi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan.
Memilih Tantangan
Orang tua memastikan anaknya dapat menguasai keahlian dengan berbagai pilihan cara yang sesuai dengan profilnya. Orang tua dapat memberikan pilihan media dan cara untuk belajar atau mengerjakan tugas serta menyusun jadwal belajar bersama anak.
Memberdayakan Konteks
Orang tua dapat mendorong anak untuk terlibat untuk mengenali komunitasnya. Orang tua dapat berdiskusi dengan anak tentang peristiwa atau persoalan yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya, menghubungkan pembelajaran dengan konteks komunitas terdekatnya, dan orang tua dapat menjadi narasumber untuk topik-topik yang relevan, misalnya tentang pekerjaan orang tua.
Sumber: Materi Bimtek Guru Belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar