Senin, 06 Januari 2014

Siapa Penemu Kertas ?

Ada yang tahu tidak, siapa coba penemu kertas? belum tahu.......... kalau kegunaannya sih banyak macamnya dimulai untuk menulis, buat layangan, buat surat, buat bungkus kado dan lain-lain, kita kupas yuk  apa itu kertas! 

Penemu Kertas


            Mungkin kebanyakan dari kita tidak tahu siapa penemu dari kertas dan kita hanya tahu asal dari kertas yaitu dari bambu. Berikut saya akan mengulas tentang penemu kertas.
Ts’ai Lun (Hanzi: 蔡倫, simplify  , pinyin: Cài Lún, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup di zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2Masehi. Lahir di Guiyang (sekarang di wilayah provinsi Hunan), ia bernama lengkap Cai Jingzhong (sering pula dipanggil Jingzhong ((敬仲)), ia adalah seorang kasim.
Ia membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam di air dan dipukul-pukul sehingga seratnya lepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas yang mutunya masih belum sebagus sekarang.
Tak banyak catatan tentang Ts’ai Lun, selain ada yang menyebutnya orang kasim. Ia adalah seorang pegawai negara pada pengadilan kekaisaran. Pada tahun 105 M ia mempersembahkan contoh kertas pada Kaisar Han Hedi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han.
Konon kaisar amat girang atas penemuan Ts’ai Lun, dan Ts’ai Lun pun naik pangkat, mendapat gelar kebangsawanan dan menjadi cukong. Namun belakangan ia terlibat dalam komplotan anti istana yang membuatnya disepak dari kerajaan. Menurut naskah Tionghoa, setelah disepak Ts’ai Lun mandi bersih, mengenakan pakaian terindahnya, lantas meneguk racun.
Berikut sekilas tentang cara pembuatan kertas pada masa itu :
1. Memotong bambu dari rumpumnya

2. Merendam bambu di dalam air
3. Memotong bambu kecil-kecil
4. Melumat potongan bambu
5. Menyaring bubur bambu

6. Pencampuran dengan kapur

7. Pembentukan  bubur kertas

8. Pengeringan

9. Penghalusan

10. Pewarnaaan lembaran kertas

11. Penjilidan

Sejarah Tahun Baru Masehi


Sejarah Tahun Baru 
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari tahun 45 Sebelum Masehi (SM). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. 

Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. 

Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Perayaan Tahun Baru zaman dulu
Tahun baru 1 Januari menjadi salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka, yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja, Dewa laut, yang terkenal dalam legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. 

Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.

Lain halnya dengan tradisi di Amerika Serikta, pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi, Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia, atau Orange Bowl di Florida, Cotton Bowl di Texas, atau Sugar Bowl di Lousiana. 

Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam hari sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan, “Selamat Tahun Baru”, begitu juga dengan perayaan tahun baru di seluruh dunia termasuk Indonesia.